Saya sudah berpacaran selama 3 tahun, dan rencananya akan
menikah 6 bulan lagi.
Tapi....gimana ya, semakin mendekati hari pernikahan
kami, saya rasanya takut sekali. Karena bayangan kehancuran pernikahan orangtua
saya selalu ada di depan mata saya.
Saat masih remaja, papa meninggalkan mama dengan wanita
lain, sehingga saya khawatir akan mengalami hal yang sama.
Seharusnya saya bahagia karena akan menikah, tetapi
sejujurnya saya juga ketakutan.
Bagaimana saya bisa bebas dari ketakutan itu ?
(Santy, 29 tahun)
JAWAB :
Santy,
Saya bisa
merasakan betapa tidak nyamannya apabila perasaan kita dikuasai oleh
kekhawatiran menjelang hari pernikahan.
Memasuki
bahtera pernikahan biasanya adalah saat yang paling dinanti-nantikan oleh
pasangan muda, namun....tidak sedikit pula individu yang mengalami kekhawatiran
seperti yang anda alami.
Ada
berbagai hal yang menjadi penyebab kekhawatiran dalam memasuki pernikahan,
antara lain khawatir karena merasa belum siap, khawatir apakah acaranya akan
sukses atau tidak? Atau khawatir karena meragukan apakah nanti dapat menjalani
kehidupan pernikahan dengan baik?
Perasaan
khawatir tersebut adalah reaksi alamiah yang dapat mendorong kita untuk
mempersiapkan pernikahan dengan lebih sungguh lagi, baik dalam mempersiapkan
acara pernikahan ataupun persiapan dengan belajar bagaimana menjalani kehidupan
pernikahan kelak, seperti mengikuti
Bimbingan Pranikah yang diadakan di gereja.
Namun,
apabila kekhawatiran itu mengintimidasi dan mengontrol diri kita sehingga
menjadi ketakutan yang selalu menghantui setiap saat .... inilah yang perlu
diatasi.
Sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban
(2 Timotius 1:7).
Nampaknya,
yang anda alami adalah kekhawatiran yang dilandasi trauma karena kegagalan
pernikahan kedua orangtua anda. Sebagai seorang anak, biasanya memiliki
perasaan kecewa, sedih, dan takut ketika melihat papa meninggalkan mamanya.
Tanpa sadar, memori ini terbawa sampai dewasa, seperti yang anda alami saat
ini, sehingga anda dibayangi ketakutan
seandainya nanti akan mengalami pengalaman yang sama dengan orangtua anda.
Nah,
bagaimana dapat mengatasi perasaan
ketakutan ini ... ada beberapa tips sebagai berikut :
Pertama, belajarlah untuk menyerahkan
segala kekuatiran kepada Tuhan, sebab Ia yang akan memelihara hidupmu (1 Petrus
5:7).
Kedua, setelah mengetahui
penyebab kekhawatiran, yaitu akibat trauma kegagalan pernikahan orangtua ....
pahamilah bahwa anda tidak pernah bisa mengubah masa lalu, dan jika anda tetap
tinggal dalam kekhawatiran pun tidak dapat memperbaiki keadaan. Tetapi ada satu
hal yang bisa anda lakukan adalah mempersiapkan masa depan anda.
Ketiga, belajarlah untuk
berdamai dengan masa lalu dan meminta pemulihan dari Tuhan. Artinya menyadari
bahwa apabila diijinkan Tuhan dilahirkan dari keluarga yang tidak sempurna, ada
pembelajaran dan makna melalui peristiwa ini. Kemudian belajarlah mengampuni
orangtua yang mungkin pernah membuat hati anda kecewa, supaya hati anda pulih.
Keempat, sebelum menikah....cobalah
untuk berkomunikasi dan berdiskusi dengan pasangan mengenai masa depan anda
dengan dia, seperti perencanaan keuangan, berapa anak yang akan dimiliki,
sehingga memiliki gambaran bagaimana pernikahan anda nantinya. Apabila
menghadapi perbedaan, anda dan pasangan bisa belajar bagaimana mengatasi
perbedaan-perbedaan tersebut.
Kelima, mempercayai Tuhan bahwa
Ia yang mengontrol kehidupan anda dan masa depan anda (Yeremia 29:11). Jangan
biarkan ketakutan akibat masa lalu terus mengontrol masa depan hidup anda.
Dengan membawa rencana pernikahan anda dalam doa, berarti anda meletakkan masa
depan keluarga anda di dalam genggaman tanganNya !
Ingatlah,
kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa memperbaiki masa depan
kita !
Tuhan
Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment