Saya sudah ikut
Tuhan sudah lebih dari 10 tahun. Selama
ini saya merasa sudah mengalami banyak perubahan yang baik dalam hidup
saya, khususnya sifat dan karakter saya.
Tetapi ada satu hal yang masih sulit saya ubah,
yaitu saya masih merokok sampai sekarang.
Terus terang merokok
adalah kebiasaan saya sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Saya sudah coba
untuk menguranginya, ternyata cuma
berhasil beberapa hari saja, rasanya sangat sulit bebas dari kebiasaan ini.
Apalagi kalau sedang stress, saya bisa merokok lebih banyak lagi. Saya juga
tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan.
Bagaimana ya caranya
menghilangkan kebiasaan buruk ini? Saya
tidak mau seumur hidup menjadi perokok.
(Dedy, 40 tahun)
Bpk Dedy,
Terima kasih untuk pertanyaan
Anda. Terima kasih juga untuk kejujuran Anda atas perasaan Anda terhadap diri
sendiri.
Saya sangat menghargai kerinduan dan usaha Anda dalam mengatasi kebiasaan
merokok Anda. Saya juga bisa memahami perasaan Anda, di
mana hal tersebut merupakan suatu pergumulan yang mungkin
melelahkan, karena Anda sudah berulangkali berusaha menghilangkan kebiasaan
buruk, tetapi belum juga berhasil.
Nah, merokok hanyalah salah satu contoh dari kebiasaan buruk. Jika kita
mau jujur, setiap manusia memiliki kebiasaan buruk. Ada kebiasaan buruk yang
berhubungan dengan sifat, seperti gampang marah, gampang tersinggung, iri hati,
egois. Ada juga kebiasaan buruk yang berhubungan dengan kegiatan, seperti
merokok, mabuk-mabukan, berjudi, pornografi, mencuri, korupsi, suka gossip, suka
berkata kotor, boros, pola makan yang tidak sehat, suka menunda pekerjaan dan
sebagainya.
Sama seperti kebiasaan baik, kebiasaan buruk terbentuk dari pengalaman
yang terus-menerus berulang. Seringkali
mulanya dari hal yang tidak sengaja atau tanpa disadari. Misalnya kita
melihat orangtua kita yang sering memaki, dan kejadian itu berulang-ulang, maka
tanpa disadari kita juga melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Contoh
lainnya adalah iseng-iseng kita mencoba merokok. Kemudian itu membuat kita
memperoleh kenikmatan tertentu, maka tindakan itu cenderung diulang lagi.
Pengulangan ini akan menciptakan keinginan demi keinginan untuk melakukannya
lagi, sehingga terbentuklah kebiasaan yang mengikat.
Walaupun kita sudah tahu akan konsekuensi negatifnya, tetapi di dalam diri
kita ada satu dorongan, satu keinginan, keinginan yang kuat untuk memuaskan
diri kita dengan kenikmatan yang kita peroleh, sehingga menyebabkan kita sulit melepas
kebiasaan tersebut. Apalagi jika dipicu dengan situasi yang membuat kita tertekan
dan stress. Seperti yang Anda alami, saat Anda tertekan maka merokok adalah
salah satu cara Anda melarikan diri dari stress. Padahal kelegaan yang
didapatkan hanya sementara saja.
Mengapa kita sulit menghilangkan
kebiasaan buruk?
-
Karena kebiasaan buruk telah tertanam sejak lama di dalam diri kita,
sehingga untuk melatih hidup kita kembali butuh waktu, usaha yang keras dan
komitmen yang teguh.
-
Ada tarik-menarik yang terjadi antara kebiasaan buruk dengan kebiasaan
baik. Saat kebiasaan buruk dilakukan, ada hal-hal yang menyenangkan dan
menggairahkan, sehingga cenderung diulangi lagi.
-
Ketika suatu kali kita tergoda kembali untuk melakukan suatu kebiasaan
lama, kita sering menghibur diri dengan mengatakan bahwa ini adalah yang
terakhir, tetapi sering kali yang terakhir ini justru menjadi awal dari
kejatuhan kita yang berikutnya.
-
Natur dosa manusia, sehingga manusia cenderung memuaskan keinginan daging
yang bersumber dari dosa.
Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Karena bukan apa yang aku kehendaki
yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang
jahat, yang aku perbuat.” (Roma 7:19)
Jika demikian, bagaimana caranya
kita bisa menang dari kebiasaan buruk?
Ada beberapa tips sebagai
berikut :
1.
Kita perlu menyadari kelemahan dan kebiasaan buruk kita. Kemudian mengakui
dan minta ampun di hadapan Tuhan.
2.
Usahakan untuk berpikir lebih banyak tentang dampak buruk suatu kebiasaan
daripada memikirkan tentang kenikmatan sesaat dari kebiasaan kita tersebut.
3.
Berdoa untuk mematahkan belenggu dosa yang mengikat, yang membuat kita
sulit melepaskan diri dari kebiasaan buruk tersebut.
4.
Ketika suatu kebiasaan buruk berulang, cepatlah berbalik kembali dengan
mengakuinya di hadapan Tuhan, dan memohon ampun dari Tuhan, tetapi juga kita
tidak boleh lupa memaafkan diri sendiri. Kadang-kadang Tuhan sudah mengampuni
tetapi kita justru sengaja menghukum diri kita dengan semakin menceburkan diri
ke dalam kebiasaan-kebiasaan buruk atau akibat-akibat lain yang buruk juga.
5.
Alihkan kebiasaan buruk kita ke kebiasaan lain sebagai pengganti, dan
kebiasaan itu seyogyanya kebiasaan yang baik. Satu contoh misalnya kalau kita
terbiasa ke night-club gantikan kebiasaan ke sport hall untuk
berolah raga, pola makan yang tidak sehat digantikan dengan makan yang
mementingkan keseimbangan gizi.
6.
Terbukalah terhadap orang-orang yang dapat menolong. Kita bisa minta
bantuan teman untuk mengingatkan kita. Supaya ketika kita akan melakukan suatu
kebiasaan buruk, ada teman yang bisa mengingatkan sehingga membatalkan
kebiasaan kita itu.
Oleh karena itu, bergabunglah dalam komunitas rohani agar memiliki teman-teman yang mendukung pertumbuhan kita.
7.
Tetap memelihara persekutuan pribadi
dengan Tuhan, agar roh menjadi semakin kuat, sehingga kita tidak dikuasai oleh
keinginan daging.
Ingatlah bahwa untuk bergerak
menuju kemenangan seringkali melibatkan proses yang membutuhkan waktu. Hal ini
tidak selalu mudah.
Janganlah patah semangat dalam
perjalanan tersebut. Tuhan Yesus memberkati!
No comments:
Post a Comment