Monday 1 December 2014

Bebas dari Kebiasaan Buruk


Saya sudah ikut Tuhan sudah lebih dari 10 tahun. Selama  ini saya merasa sudah mengalami banyak perubahan yang baik dalam hidup saya, khususnya sifat dan karakter saya.
Tetapi  ada satu hal yang masih sulit saya ubah, yaitu saya masih merokok sampai sekarang.
Terus terang merokok adalah kebiasaan saya sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Saya sudah coba untuk  menguranginya, ternyata cuma berhasil beberapa hari saja, rasanya sangat sulit bebas dari kebiasaan ini. Apalagi kalau sedang stress, saya bisa merokok lebih banyak lagi. Saya juga tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan.
Bagaimana ya caranya menghilangkan kebiasaan buruk ini?  Saya tidak mau seumur hidup menjadi perokok.
(Dedy, 40 tahun)



Bpk Dedy
Terima kasih untuk pertanyaan Anda. Terima kasih juga untuk kejujuran Anda atas perasaan Anda terhadap diri sendiri.
Saya sangat menghargai kerinduan dan usaha Anda dalam mengatasi kebiasaan merokok Anda. Saya juga bisa memahami perasaan Anda, di mana hal tersebut merupakan suatu pergumulan yang mungkin melelahkan, karena Anda sudah berulangkali berusaha menghilangkan kebiasaan buruk, tetapi belum juga berhasil.

Nah, merokok hanyalah salah satu contoh dari kebiasaan buruk. Jika kita mau jujur, setiap manusia memiliki kebiasaan buruk. Ada kebiasaan buruk yang berhubungan dengan sifat, seperti gampang marah, gampang tersinggung, iri hati, egois. Ada juga kebiasaan buruk yang berhubungan dengan kegiatan, seperti merokok, mabuk-mabukan, berjudi, pornografi, mencuri, korupsi, suka gossip, suka berkata kotor, boros, pola makan yang tidak sehat, suka menunda pekerjaan dan sebagainya.

Sama seperti kebiasaan baik, kebiasaan buruk terbentuk dari pengalaman yang terus-menerus berulang. Seringkali  mulanya dari hal yang tidak sengaja atau tanpa disadari. Misalnya kita melihat orangtua kita yang sering memaki, dan kejadian itu berulang-ulang, maka tanpa disadari kita juga melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Contoh lainnya adalah iseng-iseng kita mencoba merokok. Kemudian itu membuat kita memperoleh kenikmatan tertentu, maka tindakan itu cenderung diulang lagi. Pengulangan ini akan menciptakan keinginan demi keinginan untuk melakukannya lagi, sehingga terbentuklah kebiasaan yang mengikat.
Walaupun kita sudah tahu akan konsekuensi negatifnya, tetapi di dalam diri kita ada satu dorongan, satu keinginan, keinginan yang kuat untuk memuaskan diri kita dengan kenikmatan yang kita peroleh, sehingga menyebabkan kita sulit melepas kebiasaan tersebut. Apalagi jika dipicu dengan situasi yang membuat kita tertekan dan stress. Seperti yang Anda alami, saat Anda tertekan maka merokok adalah salah satu cara Anda melarikan diri dari stress. Padahal kelegaan yang didapatkan hanya sementara saja.

Mengapa kita sulit menghilangkan kebiasaan buruk?
-          Karena kebiasaan buruk telah tertanam sejak lama di dalam diri kita, sehingga untuk melatih hidup kita kembali butuh waktu, usaha yang keras dan komitmen yang teguh.
-          Ada tarik-menarik yang terjadi antara kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Saat kebiasaan buruk dilakukan, ada hal-hal yang menyenangkan dan menggairahkan, sehingga cenderung diulangi lagi.
-          Ketika suatu kali kita tergoda kembali untuk melakukan suatu kebiasaan lama, kita sering menghibur diri dengan mengatakan bahwa ini adalah yang terakhir, tetapi sering kali yang terakhir ini justru menjadi awal dari kejatuhan kita yang berikutnya.
-          Natur dosa manusia, sehingga manusia cenderung memuaskan keinginan daging yang bersumber dari dosa.
Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Karena bukan apa yang aku kehendaki yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” (Roma 7:19)

Jika demikian, bagaimana caranya kita bisa menang dari kebiasaan buruk?
Ada beberapa tips sebagai berikut :
1.    Kita perlu menyadari kelemahan dan kebiasaan buruk kita. Kemudian mengakui dan minta ampun di hadapan Tuhan.

2.       Usahakan untuk berpikir lebih banyak tentang dampak buruk suatu kebiasaan daripada memikirkan tentang kenikmatan sesaat dari kebiasaan kita tersebut.

3.    Berdoa untuk mematahkan belenggu dosa yang mengikat, yang membuat kita sulit melepaskan diri dari kebiasaan buruk tersebut.

4.    Ketika suatu kebiasaan buruk berulang, cepatlah berbalik kembali dengan mengakuinya di hadapan Tuhan, dan memohon ampun dari Tuhan, tetapi juga kita tidak boleh lupa memaafkan diri sendiri. Kadang-kadang Tuhan sudah mengampuni tetapi kita justru sengaja menghukum diri kita dengan semakin menceburkan diri ke dalam kebiasaan-kebiasaan buruk atau akibat-akibat lain yang buruk juga.

5.    Alihkan kebiasaan buruk kita ke kebiasaan lain sebagai pengganti, dan kebiasaan itu seyogyanya kebiasaan yang baik. Satu contoh misalnya kalau kita terbiasa ke night-club gantikan kebiasaan ke sport hall untuk berolah raga, pola makan yang tidak sehat digantikan dengan makan yang mementingkan keseimbangan gizi.

6.    Terbukalah terhadap orang-orang yang dapat menolong. Kita bisa minta bantuan teman untuk mengingatkan kita. Supaya ketika kita akan melakukan suatu kebiasaan buruk, ada teman yang bisa mengingatkan sehingga membatalkan kebiasaan kita itu.
Oleh karena itu, bergabunglah dalam komunitas rohani agar memiliki teman-teman yang mendukung pertumbuhan kita.

7.    Tetap memelihara persekutuan pribadi dengan Tuhan, agar roh menjadi semakin kuat, sehingga kita tidak dikuasai oleh keinginan daging.  

Ingatlah bahwa untuk bergerak menuju kemenangan seringkali melibatkan proses yang membutuhkan waktu. Hal ini tidak selalu mudah.

Janganlah patah semangat dalam perjalanan tersebut. Tuhan Yesus memberkati!

No comments:

Post a Comment