Thursday 14 August 2014

Pasanganku berbeda keyakinan .... apa yang harus saya lakukan?



Saya sudah menikah selama 3  tahun. Suami saya beda agama. Memang sejak pacaran, kami sudah beda agama. Saya berpikir jika menikah, saya bisa menginjil dan mengajak suami ke gereja. Tetapi sampai hari ini, suami belum mau ke gereja. Kalau saya mengajak dia, suami selalu menolak dan akhirnya kami bertengkar. Jika  bertengkar, suami saya bilang, “Kog orang Kristen sifatnya seperti itu?”   Saya jadi bingung, bagaimana caranya supaya suami saya bisa bertobat dan terima Tuhan Yesus? (Eveline, 35 tahun)


JAWAB :
Bu Eveline,
Terima kasih untuk keterbukaan dan pernyataan Anda. Saya bisa memahami perasaan Anda, memanglah tidak mudah hidup dengan pasangan yang tidak seiman. Apalagi jika perbedaan iman menjadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga.  Di satu sisi Anda rindu membawa suami Anda kepada Kristus dengan mengajaknya ke gereja. Tetapi di sisi yang lain, saya juga berusaha memahami kondisi suami Anda yang mungkin merasa jengkel karena hal ini tidak pernah dipersoalkan sebelum menikah. Ibaratnya perasaan suami  Anda berkata, “Engkau telah menerimaku apa adanya... lalu bersedia menikahiku, sekarang setelah menikah mengapa engkau malah  memaksaku ikut ke gereja?”
Nampaknya, inilah yang menyebabkan Anda dan suami bertengkar.
Hhhmm.....memang kehidupan tidak seiman dapat menjadi problem tersendiri dalam rumah tangga.

Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2 Korintus 6:14).
Tuhan menghendaki agar suami istri dapat saling menjadi teman rohani, melayani bersama, dan bukan menjadi penghalang untuk bertumbuh di dalam Dia.

Tetapi, jika kondisinya seperti Anda dan suami, maka alangkah baiknya jika pihak yang beriman memperhatikan dan melakukan apa yang diajarkan oleh Firman Tuhan.
Dalam  1 Petrus 3 : 1-7 memberikan petunjuk bagaimana harus bersikap kepada pasangan yang tidak seiman. 
 Ada  beberapa hal yang  harus dilakukan, sebagai berikut 
1.       “Demikianlah juga hai istri-istri tunduklah kepada suamimu. Juga kamu hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia.”
Dengan kata lain, yang harus dilakukan adalah melakukan kewajiban baik sebagai istri maupun suami. Sebagai istri, Tuhan meminta agar istri tetap tunduk dan hormat kepada suami, sekalipun berbeda iman.

2.       Selanjutnya firman Tuhan mengajarkan, “..supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada firman Tuhan mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu.”
Nah, seringkali tanpa sadar kata-kata kita lebih sering memancing perdebatan. Bahkan ada sebagian orang berdebat karena menganggapnya sama dengan memberitakan Injil. Ketahuilah bahwa perdebatan jarang bisa membawa orang untuk mengenal Tuhan, karena sifat manusia dalam perdebatan selalu ingin menang.  Sehingga, reaksi yang muncul adalah menjadi negatif, karena merasa seakan-akan digurui apalagi oleh pasangannya sendiri dan hal ini makin sulit diterima. Akibatnya justru menjadi bumerang, kata-kata itu tidak berdampak, malah menjadi sumber pertengkaran.

3.       “Jika mereka melihat bagaimana murni dan salehnya kehidupan istri atau suaminya”.... diharapkan pasangan yang tidak seiman akan sadar dan berubah.”
Artinya adalah :
-          Kehidupan kita harus lebih baik daripada pasangan kita.
Seringkali tanpa sadar justru kita tidak dapat menahan diri dalam kemarahan. Pasangan yang tidak seiman akan sulit menerima Injil jika sering dimarahi. Jadi, orang yang ingin memberitakan Injil kepada pasangannya, harus memiliki hidup yang lebih baik daripada orang-orang yang tidak seiman.
Percayalah bahwa wanita saleh akan mengundang rasa kagum dan hormat sang suami.
-          Orang yang telah dewasa dalam Tuhan sanggup menyelesaikan perselisihan dengan cara-Nya.
Tuhan meminta setiap orang percaya untuk memimpin orang lain ke jalan yang benar dalam roh yang lemah lembut. Contohnya, jika terjadi pertengkaran, mintalah maaf terlebih dulu atau mengajak berdamai. Janganlah menyimpan dendam dan berkata-kata kasar. Karena hal itulah yang nanti akan terlihat oleh pasangan.

Ingatlah bahwa perbuatan akan berkata-kata lebih banyak dan lebih kuat daripada kata-kata!
Setiap orang tentu harus banyak berdoa untuk pasangannya yang tidak seiman, dan apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini percayalah bahwa Tuhan akan menolong kita.
Tuhan Yesus memberkati !

No comments:

Post a Comment