Tuesday 1 April 2014

Takut Menikah....Bagaimana Ini???



Saya sudah berpacaran selama 3 tahun, dan rencananya akan menikah 6 bulan lagi.
Tapi....gimana ya, semakin mendekati hari pernikahan kami, saya rasanya takut sekali. Karena bayangan kehancuran pernikahan orangtua saya selalu ada di depan mata saya.
Saat masih remaja, papa meninggalkan mama dengan wanita lain, sehingga saya khawatir akan mengalami hal yang sama.
Seharusnya saya bahagia karena akan menikah, tetapi sejujurnya saya juga ketakutan.
Bagaimana saya bisa bebas dari ketakutan itu ?
(Santy, 29 tahun)

JAWAB :
Santy,
Saya bisa merasakan betapa tidak nyamannya apabila perasaan kita dikuasai oleh kekhawatiran menjelang hari pernikahan.
Memasuki bahtera pernikahan biasanya adalah saat yang paling dinanti-nantikan oleh pasangan muda, namun....tidak sedikit pula individu yang mengalami kekhawatiran seperti yang anda alami.

Ada berbagai hal yang menjadi penyebab kekhawatiran dalam memasuki pernikahan, antara lain khawatir karena merasa belum siap, khawatir apakah acaranya akan sukses atau tidak? Atau khawatir karena meragukan apakah nanti dapat menjalani kehidupan pernikahan dengan baik?
Perasaan khawatir tersebut adalah reaksi alamiah yang dapat mendorong kita untuk mempersiapkan pernikahan dengan lebih sungguh lagi, baik dalam mempersiapkan acara pernikahan ataupun persiapan dengan belajar bagaimana menjalani kehidupan pernikahan kelak,  seperti mengikuti Bimbingan Pranikah yang diadakan di gereja.


Namun, apabila kekhawatiran itu mengintimidasi dan mengontrol diri kita sehingga menjadi ketakutan yang selalu menghantui setiap saat .... inilah yang perlu diatasi.
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban  (2 Timotius 1:7).

Nampaknya, yang anda alami adalah kekhawatiran yang dilandasi trauma karena kegagalan pernikahan kedua orangtua anda. Sebagai seorang anak, biasanya memiliki perasaan kecewa, sedih, dan takut ketika melihat papa meninggalkan mamanya. Tanpa sadar, memori ini terbawa sampai dewasa, seperti yang anda alami saat ini, sehingga anda dibayangi  ketakutan seandainya nanti akan mengalami pengalaman yang sama dengan orangtua anda.

Nah, bagaimana dapat mengatasi  perasaan ketakutan ini ... ada beberapa tips sebagai berikut :

Pertama, belajarlah untuk menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, sebab Ia yang akan memelihara hidupmu (1 Petrus 5:7).

Kedua, setelah mengetahui penyebab kekhawatiran, yaitu akibat trauma kegagalan pernikahan orangtua .... pahamilah bahwa anda tidak pernah bisa mengubah masa lalu, dan jika anda tetap tinggal dalam kekhawatiran pun tidak dapat memperbaiki keadaan. Tetapi ada satu hal yang bisa anda lakukan adalah mempersiapkan masa depan anda.

Ketiga, belajarlah untuk berdamai dengan masa lalu dan meminta pemulihan dari Tuhan. Artinya menyadari bahwa apabila diijinkan Tuhan dilahirkan dari keluarga yang tidak sempurna, ada pembelajaran dan makna melalui peristiwa ini. Kemudian belajarlah mengampuni orangtua yang mungkin pernah membuat hati anda kecewa, supaya hati anda pulih.

Keempat, sebelum menikah....cobalah untuk berkomunikasi dan berdiskusi dengan pasangan mengenai masa depan anda dengan dia, seperti perencanaan keuangan, berapa anak yang akan dimiliki, sehingga memiliki gambaran bagaimana pernikahan anda nantinya. Apabila menghadapi perbedaan, anda dan pasangan bisa belajar bagaimana mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.

Kelima, mempercayai Tuhan bahwa Ia yang mengontrol kehidupan anda dan masa depan anda (Yeremia 29:11). Jangan biarkan ketakutan akibat masa lalu terus mengontrol masa depan hidup anda. Dengan membawa rencana pernikahan anda dalam doa, berarti anda meletakkan masa depan keluarga anda di dalam genggaman tanganNya !

Ingatlah, kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa memperbaiki masa depan kita !
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment