Thursday 17 April 2014

Mengasihi Anak dengan Bahasa Cinta



"Mam, hari ini kok belum cium aku, gak sayang aku lagi yah mam?"
"Papa kok gak datang waktu tadi aku pentas, kan papa sudah janji mau datang? PAPA GAK SAYANG AKU!!!!"

Tidak asingkah kita sebagai orangtua dengan situasi tersebut?
Seringkali kita sebagai orangtua 'merasa' sudah mengungkapkan kasih sayang kita dengan memenuhi semua kebutuhan anak-anak kita. Tapi mereka masih merasa tidak disayangi. Mereka sepertinya selalu meminta perhatian. Mengapa?
Mungkin karena kita mengkomunikasikan kasih dengan “bahasa cinta yang kurang pas terhadap anak-anak kita.

Nah,  setiap anak adalah unik !!
Ada berbagai cara dan bentuk, anak-anak kita merasa dikasihi dan disayangi.
Artinya, setiap anak memiliki “bahasa cinta” yang berbeda.
Apabila anak yang merasa benar-benar dikasihi dan diperhatikan sesuai “bahasa cinta”-nya, maka anak akan mengalami pemenuhan “tangki emosi”nya. Dengan demikian mereka memiliki kekuatan emosional yang dapat memberi bahan bakar sewaktu melalui hari-hari yang penuh dengan tantangan. 

Menurut Dr. Gary Chapman, ada lima cara anak dalam mengutarakan serta memahami cinta, yaitu : kata penguatan, saat yang mengesankan, menerima hadiah, tindakan melayani & sentuhan fisik.

1. Kata-kata Penguatan.
Seorang anak yang memiliki bahasa cinta ini, mereka akan sangat senang dan merasa disayang jika mereka sering dipuji, diberi motivasi atau dukungan yang diucapkan berkali-kali. Sebaliknya, kata-kata negatif yang diucapkan terhadapnya dapat sangat melukainya.
Mereka pun akan mengungkapkan kasih mereka dengan cara memuji: "Mam, kau adalah ibu terbaik yang aku miliki, aku sayang mama."

2. Saat-saat yang Mengesankan.
Bagi anak jenis ini, keberadaan orangtua di sisinya sangat berarti baginya. Terutama di saat-saat khusus seperti perayaan ulangtahun, menghadiri pentas drama di sekolah, nonton bersama, pergi berlibur bersama, atau sekedar ada di sampingnya mendengar cerita-ceritanya di saat dia sedang sedih. Kesibukan orangtua dan ketidakhadiran orangtuanya di momen-momen khusus biasanya akan melukai dirinya, dan anak akan merasa tidak disayang.  

3. Menerima Hadiah.
Bagi anak dengan bahasa cinta ini, sayang di-identikkan dengan pemberian atau hadiah. Dengan menerima hadiah mereka merasa diperhatikan dan disayang. Mereka sebenarnya bukan materialis, karena bukan hadiah mahal yang diharapkan tapi perhatian yang dicurahkan dalam pemberian tersebut. Mereka sangat menyukai kejutan walaupun hanya sekedar kartu ucapan sayang di balik kotak bekal makan mereka.

4. Tindakan Melayani.
Bagi anak jenis  ini akan merasa dicintai jika orangtuanya membantu mereka mengerjakan hal-hal yang mereka inginkan. Contohnya : mengajari mengerjakan PR, membantu menyiapkan kebutuhannya, seperti menyiapkan sarapan, menolongnya saat mengerjakan hal-hal yang sulit.  Orang tua dengan anak yang memiliki bahasa cinta ini harus berhati-hati dalam mendidik kemandirian untuk bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Jika orangtua berlebihan membantu mereka akan tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak bisa mandiri.

5. Sentuhan Fisik.
Anak yang bahasa cintanya sentuhan fisik, secara emosi mereka menginginkan bentuk kontak fisik seperti : dicium, digandeng, dirangkul, ditepuk punggungnya ataupun dielus kepalanya. Bentuk kontak fisik yang kasar akan sangat melukai hati mereka. Pelukan saat mereka sedang sedih sangat berarti bagi mereka dibandingkan kata-kata kita, karena dengan sentuhan kita…mereka akan merasa sangat diperhatikan.

Yes, but HOW ?
Bagaimana kita bisa mengenali bahasa cinta anak-anak kita?
Walaupun tidak mudah, orangtua dapat belajar dan berusaha mencoba untuk mengenali bahasa cinta anak-anak kita.
Ada beberapa petunjuk untuk mengenali dan menemukan jenis bahasa cinta mana yang paling utama pada anak-anak kita :
1.      Perhatikan bagaimana anak mengekspresikan cintanya kepada orangtua.
Anak dapat berbicara dengan baik sesuai bahasa cintanya sendiri tanpa kita sadari.

2.  Perhatikan bagaimana anak mengekspresikan kasihnya kepada orang lain.
      Perhatikan dengan seksama bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa, di mana mereka paling sering menunjukan perasaannya.

3.   Dengarkan permintaan yang paling sering di-ajukan.
      Kebanyakan anak-anak tidak malu untuk menyebutkan permintaan dan keinginannya. Jika kita belajar untuk “mendengarkan” hal-hal yang anak  minta, maka kita dapat mendengar bahasa cinta utama dari anak kita.

4.   Dengarkan keluhan-keluhan yang sering diutarakan oleh anak.
      Ketika kita memperhatikan rengekan dan gerutuan mereka, biasanya keluhan mereka bisa berada pada kategori yang berhubungan dengan salah satu bahasa cinta mereka.

5.   Berikan mereka hanya satu dari dua pilihan.
      Cobalah untuk memperkenalkan kepada anak pada situasi di mana ada pilihan antara dua bahasa kasih. Kemudian perhatikan pada keputusan yang dibuatnya. Pilihan bahasa cinta anak yang paling sering diungkapkan, biasanya merupakan bahasa cinta utamanya.

Perlu diingat, anak-anak dapat memiliki kombinasi dari kelima bahasa cinta. Maka, alangkah baiknya apabila orang tua juga mengungkapkan kasihnya melalui bahasa cinta yang lain.

Sebagai orangtua, marilah kita terus bertumbuh dalam mengkomunikasikan cinta dalam keluarga kita !!

(Sumber  : Gary Champman, Ph.D & Ross Campbell, M.D. Lima Bahasa Kasih untuk Anak-anak. 2000, by hl)

No comments:

Post a Comment