Tuesday 12 November 2013

Healing Your Family Tree


Setelah pasangan memasuki pernikahan, maka hubungan pernikahan  dengan sendirinya menuntut agar pasangan suami-isteri memiliki kekuatan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan pernikahan bahagia. 

Dengan kata lain, pernikahan bahagia tidak terjadi secara otomatis.

Biasanya, masalah-masalah yang dihadapi oleh pasangan antara lain : 
  • Pasangan akan menghadapi tekanan-tekanan baru, yang bisa berasal dari luar pernikahan, dari dalam pernikahan, atau bahkan dari hal-hal yang sudah lama terpendam jauh di dalam diri mereka masing-masing. Ditambah tuntutan untuk penyesuaian diri agar hidup harmonis, untuk memberi dukungan satu sama lain, menyeimbangkan tugas-tugas karier, membesarkan anak-anak, semuanya itu menjadi kompleks.
  • Banyak pasangan terkejut ketika mereka mendapati bahwa konflik lama yang belum terselesaikan dengan orangtua atau saudara kandung akan muncul ke permukaan dalam hubungan pernikahan. 
  • Pola-pola perilaku yang negatif dari orangtua tanpa sadar diwariskan dan terulang pada kehidupan keluarga pasangan baru. 
Jika kita tidak melihat pola warisan keluarga asal kita, pola-pola keturunan tersebut akan mudah berulang. 

Pola-pola Keturunan 
Pola-pola keturunan adalah pengulangan pola-pola perilaku dari satu generasi ke generasi berikutnya. 
Di dalam Alkitab juga menuliskan mengenai “dosa bapa-bapa“ akan menurun hingga generasi ketiga atau keempat. 
"Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."(Keluaran 34:6a). 

Ada beberapa contoh dalam Alkitab yang menggambarkan pengulangan pola perilaku dalam keluarga, sebagai berikut : 

Dalam satu generasi ada sikap pilih kasih : 
  • Abraham dan Sara lebih menyayangi Ishak daripada Ismael.
    Ishak lebih sayang kepada Esau ... tetapi Ribka lebih sayang kepada Yakub (Kejadian 25:28) 
  • Yakub lebih mengasihi Yusuf dibandingkan dengan saudara-saudaranya (Kejadian 37:3)

Dalam satu generasi, ada satu anak yang diusir pergi : 
  • Ismael dan Hagar diusir oleh Sara karena cemburu. 
  • Yakub disuruh pergi oleh ibunya karena khawatir Esau akan membunuhnya. 
  • Yusuf dijual menjadi budak karena kebencian. 
Kesimpulan : dalam satu generasi, pernikahan akan dipengaruhi oleh pola-pola yang berulang-ulang. 

HEALING YOUR FAMILY TREE 
Yaitu membongkar Warisan dan membebaskan diri dari pola-pola tersebut.  Bagaimana caranya ? 

A. Genogram
Genogram adalah semacam pohon keluarga yang diperluas, yang memetakan aspek hubungan dan emosi dalam keluarga selama beberapa generasi, meliputi :
  • Jenis informasi yang biasa terdapat pada sebuah pohon keluarga : nama, tanggal lahir, pernikahan, perceraian, kematian dan hal-hal sejenisnya.
  • Uraian singkat mengenai anggota keluarga, kekuatan dan kelemahan tertentu yang dimiliki. 
  • Aspek-aspek lain yang dapat memberikan pengaruh terus-menerus selama bertahun-tahun. Sebelum kita memutuskan pola masa lalu, kita harus mengerti seperti apa pola-pola tersebut. 
Fungsi genogram : 
  • Kita memperoleh wawasan bagaimana persoalan-persoalan pribadi ataupun pernikahan ditangani dalam keluarga kita. 
  • Kita dapat mengenal, apa saja peranan setiap orang dalam keluarga masing-masing.
  • Dapat mengungkapkan aturan-aturan yang tidak terucapkan yang telah membentuk kita selama kita dibesarkan. 

Ketiga hal tersebut membentuk dasar terjadinya pola-pola yang berulang antar generasi. 
Alangkah baiknya apabila genogram dibuat sebelum pasangan menikah, supaya ada tindakan preventif sebelumnya terjadinya konflik dalam keluarga. 

Cara membuat genogram : 

1. Mengumpulkan informasi. 
Mulailah mengingat semua yang dapat anda ingat tentang asal-usul keluarga. Setidaknya buat untuk dua generasi dalam keluarga anda. Untuk mendapatkan informasi, dapat berdiskusi dengan pasangan, bertanya kepada kakek, nenek, paman, sepupu.

2. Membangun genogram.
Menggunakan selembar kertas, gambarlah genogram anda dan pasangan beserta simbol-simbolnya.
Berikut ini adalah sebuah contoh genogram :


3. Lengkapi kombinasi genogram.
  • Tambahkan nama dan tambahkan tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan mereka.
  • Tambahkan peristiwa-peristiwa lain atau persoalan-persoalan yang pernah terjadi seperti konflik, narkoba, mabuk, alkoholisme, perceraian, perselingkuhan, kematian, bunuh diri, sakit jiwa, dsb .... semua disertai dengan gambaran singkat tentang seperti apa orang tersebut dan bagaimana hubungan mereka dengan anggota keluarga lainnya. 
  • Perhatikan kepada siapa mereka dekat dan siapa saja yang mereka hindari dan dengan siapa mereka sering konflik (garis tebal untuk hubungan yang dekat, garis putus-putus untuk yang dihindari). 
  • Perhatikan pola apa yang berulang di dalam dan antar setiap generasi Dengan membuat genogram, kita jadi lebih memahami apa saja yang menjadi “dosa leluhur” dari generasi ke generasi. Tujuannya bukan untuk menyalahkan siapa pun, tapi untuk dapat mengambil tanggung jawab penuh terhadap diri kita sendiri kemudian terbebas dari pola keturunan ini. Begitu kita dapat mengenali pola tersebut, kita dapat menemukan kebebasan melalui doa dan pengampunan. 
  •  
B. Mematahkan Pola Keturunan melalui Pengampunan 
Kegagalan kita menangani masa lalu secara efektif merupakan “bahan bakar” yang membuat pola-pola keturunan terus menyala dalam hubungan-hubungan kita dan terutama dalam pernikahan.

 Langkah-langkah untuk menuju kebebasan : 
  1. Kita mulai menyadari adanya pola-pola dan perilaku-perilaku yang tidak ingin kita ulangi dalam pernikahan kita atau dalam hubungan keluarga kita (self awareness). Kita perlu jujur terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Knowledge of self = honesty with self.
  2. Kita perlu berbicara dengan orang yang kita percayai untuk mengungkapkan /mengeluarkan semua emosi negatif yang telah ditutupi bertahun-tahun yang kini muncul ke permukaan. 
  3. Berdamai dengan masa lalu dan mengampuni. Saat berhadapan dengan persoalan masa lalu, satu-satunya cara memecahkannya adalah melalui pengampunan. Seperti cara Allah terhadap kita, yaitu mengampuni masa lalu kita. Jika kita tidak pernah memaafkan masa lalu kita, maka masa lalu tersebut akan selalu mencari celah untuk mengungkapkan dirinya di masa kini. 
  4. Rekonsiliasi (jika dapat dilakukan). 

Renungkan : 
  1. Apa saja hal-hal baik yang anda amati dalam pernikahan orangtua anda yang ingin anda teladani dalam pernikahan anda ? 
  2. Dalam hal apa saja anda ingin pernikahan anda kelak berbeda dengan orangtua anda? Adakah dari hal-hal tersebut yang menurut anda merupakan pola keturunan ? 
(Sumber : Perilaku Buruk yang Diturunkan - David & Jan Stoop)

No comments:

Post a Comment