Thursday 3 May 2007

Pernikahan di Taman


Pernikahan “di dalam taman” vs “di luar taman”

Tahukah Anda, bahwa upacara pernikahan pertama di dunia terjadi di Taman Eden ( Kej 1 – 2 ). Satu-satunya tempat untuk mengalami pernikahan-Nya Allah adalah “di dalam taman”, di mana Allah mempunyai “rencana yang indah dalam keluarga”.

Namun, sejak Adam & Hawa jatuh dalam dosa, dosa menyebabkan hilangnya gambar & rupa Allah dalam diri manusia dan diusirnya manusia dari taman Eden. Hal ini memberi dampak negatif bagi keluarga pertama ini yaitu keluarga menjadi berada “di luar taman”.

Keluarga “di luar taman” ini berbicara keluarga yang tidak lagi berjalan dalam rencana Allah yang indah. Keluarga yang tidak berjalan rencana Allah , akan menyebabkan banyak masalah yang timbul dan terjadi dalam keluarga tersebut.


Berikut ini masalah–masalah keluarga yang terjadi bila keluarga tidak berjalan dalam rencana Allah :

1. Masalah dalam hubungan suami - isteri.
a. Disfungsi di dalam keluarga : isteri mengambil otoritas suami & suami lalai dalam tanggung jawabnya ( Ribka, tanpa sepengetahuan Ishak membuat Yakub menjadi seperti Esau ).
b. Isteri & suami tidak mempunyai visi yang sama ( Ishak & Ribka ).
c. Ketidak jujuran & komunikasi yang buruk ( Abraham berbohong untuk kepentingan dirinya ).
d. Ketidak setiaan dalam keluarga ( Isteri Potifar ).

2. Masalah dalam hubungan orang tua – anak.
a. Anak memberontak terhadap orang tua ( Rahel memberontak kepada Laban )
b. Orang tua kurang mengasihi & menghargai anak ( Lot menawarkan anaknya kepada Sodom ).
c. Orang tua kurang mendisiplin anak ( Imam Eli ).

3. Masalah dalam hubungan antara saudara.
a. Membenci dan cemburu dalam keluarga ( Kain membunuh Habel ).

Bagaimana mengembalikan Keluarga pada rencana Allah yang Indah ?

1. Keluarga harus dibangun di atas dasar yang kokoh ( Mzm 127 : 1 - 3 ).
“Jikalau bukan Tuhan yg membangun rumah, sia-sialah usaha orang yg membangunnya ” (ay1). Apa pun yang kita lakukan dalam membangun keluarga, harus melibatkan Tuhan.
Bagaimana membangun keluarga di atas dasar yang kokoh ?
a. Mezbah Pribadi.
b. Mezbah Keluarga.

2. Keluarga harus memiliki Pengetahuan ( Hosea 4 : 6a ).
“ Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah ( NIV, lack of knowledge – tidak berpengetahuan )

Cinta memang memang sangat penting bagi kebahagiaan keluarga, tetapi cinta saja tidak dapat membuat pernikahan berhasil.
Walaupun sudah lahir baru, banyak orang percaya mengalami kesulitan dalam pernikahan mereka karena tanpa sadar menganut nilai-nilai dan pandangan dunia daripada nilai-nilai & pandangan Allah.
Contoh : banyak orang menikah karena saling mengasihi, tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana berkomunikasi secara efektif sehingga banyak konflik terjadi dalam keluarga.

Bahkan Gereja Tuhan, yang seharusnya mempunyai otoritas mengenai topik keluarga, tetapi banyak keluarga yang berada “di luar taman” karena banyak orang percaya termasuk pemimpin, tidak memiliki standar-standar Ilahi mengenai keluarga.

Bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan tersebut ?
a. Membaca buku, mengikuti seminar tentang keluarga, konseling keluarga.
b. Komunitas adalah salah satu tempat di mana kita belajar untuk mendapat pengetahuan.

3. Keluarga harus membuat Perencanaan ( Lukas 14 : 28 – 30 )
Membangun Keluarga Ilahi bukanlah kebetulan, tetapi adalah suatu usaha yang dilakukan dengan terencana dan konsisten.
Salah satu rahasia sukses adalah perencanaan, dan perencanaan yang sukses bergantung pada pengetahuan.

Sama seperti membangun rumah, keluarga yang sukses adalah produk dari perencanaan yang cermat dan rancangan yang serius, bahan yang benar, nasihat yang baik, dan kontraktor yang memenuhi syarat.

Bagaimana membuat perencanaan di dalam keluarga ?
Suami adalah visioner, yaitu menentukan arah, tujuan dan sasaran untuk pertumbuhan dan perkembangan keluarga.
Isteri menolong untuk merincikan, mempersiapkan bagaimana mencapai visi tersebut.

Mari mulailah setiap keluarga menentukan visi dan nilai-nilai sebagai dasar & fondasi keluarga kita saat ini !

No comments:

Post a Comment